tag:blogger.com,1999:blog-22520670.post114990191253405159..comments2023-10-28T15:22:27.765+02:00Comments on kaFE depok: football capitalismBerlyhttp://www.blogger.com/profile/11277891530068241376noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-22520670.post-1150967964700196282006-06-22T11:19:00.000+02:002006-06-22T11:19:00.000+02:00Check an article at Kompas about Maradona effect o...Check an article at Kompas about Maradona effect on economy(click <A HREF="http://www.kompas.com/kompas-cetak/0606/12/opini/2727344.htm" REL="nofollow">here</A>)Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-22520670.post-1150172309621681732006-06-13T06:18:00.000+02:002006-06-13T06:18:00.000+02:00setuju dengan berly. Khusus untuk Indonesia, banya...setuju dengan berly. Khusus untuk Indonesia, banyak juga industri kecil menengah yang diuntungkan oleh piala dunia (atau sepak bola internasional). Merchandise (non-original) dan sekolah sepak bola misalnya jelas menjamur dan mendatangkan penghasilan bagi para pedagang kecil dan menengah. Untuk Jakarta saja, omset dan pendapatan kafe-kafe yang mengadakan acara nonton bareng sudah pasti meningkat (meski tidak besar, tapi cukup signifikan saya yakin). Industri televisi pun demikian. Jadi, masalahnya di mana?<BR/><BR/>Menurut saya, masalahnya ada di sikap masyarakat atau pemerintah Indonesia sendiri. Bisakah kalangan pebisnis menangkap peluang tsb? Adakah pemerintah misalnya menggunakan momen piala dunia untuk pengembangan sektor olahraga Indonesia yang sedang terpuruk?<BR/><BR/>Jangan seperti kebanyakan pejabat atau tokoh di Indonesia yang cuma melulu menyalahkan kapitalisasi event atau globalisasi.embunhttps://www.blogger.com/profile/11322575992422482208noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-22520670.post-1150117757876341402006-06-12T15:09:00.000+02:002006-06-12T15:09:00.000+02:00Pertanyaannya perlu diubah menjadi bagaimana menja...Pertanyaannya perlu diubah menjadi bagaimana menjadikan kapitalisasi football menguntungkan Indonesia.Beberapa pemain legendaris dunia seperti Pele dahulunya sangat miskin. Penjualan merchandise tim Brasil tentunya mendatangkan devisa.<BR/><BR/>Kalau Indonesia punya liga yg aktif dan berkualitas, maka bisa jual hak siar ke stasiun2 TV dunia. Kalau Indonesia punya beberapa pemain tangguh yg masuk tim2 top dunia maka bakal ada pemasukkan remittance dan pajak. Plus tambah promosi nama Indonesia di dunia dan akses untuk pemain2 berikutnya (tingkatkan skill pemain dan tim lokal etc).<BR/><BR/>Karena keduanya tidak ada maka secara nominal yg ada hanyalah capital outflow untuk bayar pembelian hak siar TV. Tentunya perlu di balance dengan net foreign pemasukan dari sponsor dan peningkatan utilitas rakyat Indonesia karena menonton pertandingan bermutu.Anonymousnoreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-22520670.post-1150117688365712472006-06-12T15:08:00.000+02:002006-06-12T15:08:00.000+02:00Pertanyaannya perlu diubah menjadi bagaimana menja...Pertanyaannya perlu diubah menjadi bagaimana menjadikan kapitalisasi football menguntungkan Indonesia.Beberapa pemain legendaris dunia seperti Pele dahulunya sangat miskin. Penjualan merchandise tim Brasil tentunya mendatangkan devisa.<BR/><BR/>Kalau Indonesia punya liga yg aktif dan berkualitas, maka bisa jual hak siar ke stasiun2 TV dunia. Kalau Indonesia punya beberapa pemain tangguh yg masuk tim2 top dunia maka bakal ada pemasukkan remittance dan pajak. Plus tambah promosi nama Indonesia di dunia dan akses untuk pemain2 berikutnya (tingkatkan skill pemain dan tim lokal etc). <BR/><BR/>Karena keduanya tidak ada maka secara nominal yg ada hanyalah capital outflow untuk bayar pembelian hak siar TV. Tentunya perlu di balance dengan net foreign pemasukan dari sponsor dan peningkatan utilitas rakyat Indonesia karena menonton pertandingan bermutu.Anonymousnoreply@blogger.com